Bisikan Malam Juara II

Sajak karya Endah Wahyuni
Pemenang Juara II lomba menulis Puisi bertema Harapan untuk Indonesia Jaringan Pena Ilma Nafia (JPIN)

Bisikan Malam di Atas Ranjang
-geram resah dan desah gelisah

Sayang,
langit telah kian jatuh di jurang malam,
kau dan aku naik ke ranjang, di bawah atap dengan lentera temaram
Sayang, sembari menanti lelap, seperti biasa kita selalu berbincang, pada sebuah ranjang yang telah muram

Sayang, kali ini kita berbincang dengan gamang
Kau membelai perutku yang kian mengembang,
menabahkan bakal anak kita tentang negeri yang cahayanya kian berdurja kelam

Kau menggeram resah, akupun mendesah gelisah
Kau takut jika kelak anakmu ikut-ikut menjadi clurut, mengeruk brankas hingga habis susut
Kau gundah jika anakmu kelak jadi pendebah, membenarkan tingkah salah lalu berkelit lidah
Kau juga khawatir dia berulah pongah, tiada terketuk hati melihat pertiwi yang kian rebah

Sayang, aku pun lebih bingung dan linglung
Bagaimana jika anak kita tak pernah bisa melihat macan dan lutung?
Bagaimana jika ia tak akan pernah bisa membedakan orangutan dan bekantan?
Bagaimana jika malaikat kecil itu tak tahu mana damar mana rotan?
Jangan-jangan ia juga tak bisa kenal beda batang padi dan tanaman kacang!
Kau tahu bukan, mesin-mesin tambang telah membuat hutan kita kian gersang?
Tanah hijau kita sudah ditanami pasak-pasak apartemen dan perkantoran
Begitu gegap, mengusir kakek dan nenek tua yang tak punya tempat berteduh ketika hujan

Sayang, ingin kau jadikan apa nanti anak kita?
Lirih, kau bilang yang penting dia menjadi anak yang berguna
Berguna yang bagaimana, Sayang?
Sayang, kau tahu, setiap hari aku selalu meminum susu, biar anak kita pandai, pula putih suci tak dijamah debu,
debu-debu pengap dan kotor penoda akhlak dan kalbu

Sayang, kau bisikkan di telingaku: aku ingin anakku menjadi guru
Aku pun mengangguk setuju
Kau genggam hangat tanganku, memasukkan jemarimu di celah jemariku
Ya, anak kita akan menjadi guru,
mendidik generasi menjadi manusia berhati nurani,
merombak negeri muram kembali cemerlang berseri

Kau kembali mengelus perutku
Kau bisikkan pada si bakal jabang bayi dalam rahimku:

Anakku, jadilah pahlawan negeri
                Negeri ini menantikanmu, Anakku
                Engkaulah asa masa depan hamparan drama di zamrud khatulistiwa
                Tangan dan akalmu akan kami nanti ketika dewasa

                Anakku, ayah bunda akan menjadikanmu sang penyelamat bangsa
Ayah yakin, Anakku, kelak kau dan kawan-kawan sebayamu pasti bisa mengubah durjana menjadi sasmita raharja

Tumbuhlah, Anakku, tumbuhlah kau menjadi manusia berbudi tanpa cela
Membangun kembali Indonesia dengan genggam teguh nyala bara
Ayah menantimu, Anakku
Ayah menunggumu menjadi pelunas Tan Amukti Palapa
Jadilah engkau seperti Gajahmada, Anakku
Menyatukan nusantara dan samudera dalam rengkuh kegagahan Garuda

Aku kian meringkuk dalam peluk
Terimakasih, Sayang, munajahmu haru menderu
Malam tambah senyap, makin kau tenggelamkan aku dalam dekap

0 Response to "Bisikan Malam Juara II"

Post a Comment