Untuk yang Terakhir
Sekarang aku mengerti tentang sebuah perubahan.
Tak mudah memang meraih bunga abadi.
Tapi tangan ini ingin meraihnya.
Sekarang,
Aku tak memaksakan kehendak.
Semua terserah, apa adanya.
Bukan berarti aku tak perduli.
Lihat dan dengar aku.
Kamu adalah kamu.
Aku sayang kamu dari sini.
Andai aku menyakitimu karena ego ku?
Aku benci pada diri ini...
Haruskah bunga abadi akan mati?
Dan benihnya terbang lalu jatuh,
Jatuh pada hati ini.
Dan tumbuh mengakar di dalamnya.
Selamanya, dan mati bersama hati.
Beberapa rajut hitam kita lalui...
Aliran pasir kita tapaki,.
Pada akhirnya kita berdua.
Kitalah berdua, selamanya.
Sampai mati.
***
Untuk yang Terakhir - dengan ku, "F"
Related Posts :
Cinta MendidikkuPuisi Galau - Cinta Mendidikku
Oleh Iyan Sugyana
Cinta,, tak ada habisnya kau diperbincangkan.
Cinta,, kau begitu agung
terbukti dengan ban… Read More...
Cinta Tak KemanaCinta Tak Kemana judul Puisi Galau kali ini. waw seperti apa ya puisinya. langsung aja ya di 'read'
Cinta Tak Kemana
Untukmu seseorang ya… Read More...
Cintaku Digigit Tomcat
Serangga Tomcat
Halloha pembaca setia gie,, pie toh kabare, apik-apik wae? (xixixixi) kali ini si admin ceritanya agak pobia (bener ga si… Read More...
Puisi Galau - Mencari KetenanganMencari Ketenangan
Oleh Iyan Sugyana
jika air mata bisa menghapus segala masalah
Aku akan menangis hingga kering air mata ini.
jika tawa b… Read More...
Ketika Bimbang Melanda
Puisi Galau - Ketika Bimbang Melanda
Oleh Iyan Sugyana
ketika hati dibohongi rasa,,
ketika rasa tak mampu ungkap kata,,
ketika kata tak … Read More...
0 Response to "Untuk yang Terakhir"
Post a Comment